Harga BBM Naik 1 April 2015
Harga bensin premium solar naik mulai 1 April 2015. Hal ini berdasarkan pada harga minyak dunia dan kurs dollar yang semakin meningkat pula. Kenaikan harga BBM April 2015 ini juga dikemukakan oleh Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral).
Besaran kenaikan harga BBM jenis premium maupun solar masih terus digodok pemerintah. Karena ini berhubungan dan menyangkut pula pada rencana pemerintah mencampur BBN (bahan bakar nabati) ke dalam BBM (Bahan Bakar Minyak).
IGN Wiratmadja selaku Pelaksana Tugas (Pit) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM mengatakan seperti dilansir jpnn.com melihat harga minyak dunia yang terus menguat dan kurs dolar Amerika Serikat (USD), maka harga BBM berpotensi naik kembali.
Karena itu, saat ini pihaknya masih mengevaluasi mengenai besaran kenaikan harga BBM.
Meski harga BBM berpotensi mengalami kenaikan pada April mendatang, namun nilainya tidak terlalu besar. "Naik, artinya tidak menukik tajam, nanti pimpinan yang akan memutuskan."
Pertamina sebagai distributor utama BBM berdalih belum mengetahui besaran kenaikan harga premium maupun solar terhitung mulai awal bulan depan. Semua persoalan kenaikan harga sepenuhnya wewenang pemerintah.
Namun Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang memberikan gambaran umum untuk mengetahui kenaikan harga BBM jenis premium maupun solar. Biasanya, kenaikan harga BBM jenis pertamax menjadi acuannya.
"Pertamina melihat dari pertamax saja. Kalo pertamax naik 10 persen ya premium kurang lebih sama," kata Ahmad seperti dikutip dari media merdeka.com.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengakui harga Premium bakal mengalami kenaikan pada 1 April mendatang. Alasannya, harga minyak dunia mengalami kenaikan.
Selain Premium, Solar juga bakal mengalami kenaikan. Pasalnya, pemerintah menerapkan subsidi tetap sebesar Rp 1.000 per liter.
"Kalau Solar naik ya Premium ikut naik juga. Karena hanya Solar yang kita subsidi Rp 1.000 per liter. Sedangkan, Premium kan ikut harga keekonomian," kata dia.
Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean menyoroti rencana pemerintah yang akan menaikkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) awal April mendatang.
Menurut Ferdinand kebijakan BBM naik tersebut tidak tepat. Pasalnya, harga sejumlah bahan pokok makanan belum stabil. Naiknya harga BBM malah bisa menambah beban berat bagi masyarakat.
"Rencana pemerintah yang memang hendak menaikkan harga jual BBM kepada masyarakat pada bulan April mendatang sangat kami sayangkan. Ketika rakyat masih tertekan daya belinya akibat naiknya harga-harga bahan pokok di pasar, harga beras juga belum stabil," keluhnya kepada JPNN.com.
Karena itu, Ferdinand berharap pemerintah membatalkan rencana untuk menaikkan harga BBM. Dia meminta pemerintah mencari keuntungan dengan cara yang lain yang tak mengeksploitasi rakyat.
"Tentu pemerintah akan menambah beban lagi kepada masyarakat lewat kenaikan harga BBM ini. Pemerintah mestinya menunda rencana kenaikan harga BBM itu. Sebaiknya pemerintah jangan mencari untung dari rakyatnya,” tegas Ferdinand
Besaran kenaikan harga BBM jenis premium maupun solar masih terus digodok pemerintah. Karena ini berhubungan dan menyangkut pula pada rencana pemerintah mencampur BBN (bahan bakar nabati) ke dalam BBM (Bahan Bakar Minyak).
IGN Wiratmadja selaku Pelaksana Tugas (Pit) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM mengatakan seperti dilansir jpnn.com melihat harga minyak dunia yang terus menguat dan kurs dolar Amerika Serikat (USD), maka harga BBM berpotensi naik kembali.
Karena itu, saat ini pihaknya masih mengevaluasi mengenai besaran kenaikan harga BBM.
Meski harga BBM berpotensi mengalami kenaikan pada April mendatang, namun nilainya tidak terlalu besar. "Naik, artinya tidak menukik tajam, nanti pimpinan yang akan memutuskan."
Pertamina sebagai distributor utama BBM berdalih belum mengetahui besaran kenaikan harga premium maupun solar terhitung mulai awal bulan depan. Semua persoalan kenaikan harga sepenuhnya wewenang pemerintah.
Namun Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang memberikan gambaran umum untuk mengetahui kenaikan harga BBM jenis premium maupun solar. Biasanya, kenaikan harga BBM jenis pertamax menjadi acuannya.
"Pertamina melihat dari pertamax saja. Kalo pertamax naik 10 persen ya premium kurang lebih sama," kata Ahmad seperti dikutip dari media merdeka.com.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengakui harga Premium bakal mengalami kenaikan pada 1 April mendatang. Alasannya, harga minyak dunia mengalami kenaikan.
Selain Premium, Solar juga bakal mengalami kenaikan. Pasalnya, pemerintah menerapkan subsidi tetap sebesar Rp 1.000 per liter.
"Kalau Solar naik ya Premium ikut naik juga. Karena hanya Solar yang kita subsidi Rp 1.000 per liter. Sedangkan, Premium kan ikut harga keekonomian," kata dia.
Dampak Akibat Harga BBM Bagi Rakyat
Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean menyoroti rencana pemerintah yang akan menaikkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) awal April mendatang.
Menurut Ferdinand kebijakan BBM naik tersebut tidak tepat. Pasalnya, harga sejumlah bahan pokok makanan belum stabil. Naiknya harga BBM malah bisa menambah beban berat bagi masyarakat.
"Rencana pemerintah yang memang hendak menaikkan harga jual BBM kepada masyarakat pada bulan April mendatang sangat kami sayangkan. Ketika rakyat masih tertekan daya belinya akibat naiknya harga-harga bahan pokok di pasar, harga beras juga belum stabil," keluhnya kepada JPNN.com.
Karena itu, Ferdinand berharap pemerintah membatalkan rencana untuk menaikkan harga BBM. Dia meminta pemerintah mencari keuntungan dengan cara yang lain yang tak mengeksploitasi rakyat.
"Tentu pemerintah akan menambah beban lagi kepada masyarakat lewat kenaikan harga BBM ini. Pemerintah mestinya menunda rencana kenaikan harga BBM itu. Sebaiknya pemerintah jangan mencari untung dari rakyatnya,” tegas Ferdinand
0 komentar:
Post a Comment